Oleh: Muhammad Ridwansyah
Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) adalah sebuah indikator yang mengukur daya saing ekonomi suatu daerah. Capaian atau skor dari indeks ini dapat memberikan gambaran mengenai beberapa aspek yang dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, seperti : 1) Kualitas Infrastruktur; 2) Kebijakan Ekonomi dan Investasi; 3) Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM); 4) Tata Kelola dan Kepemimpinan; dan 5) Inovasi dan Pengembangan Teknologi.
Kinerja pemerintah daerah dalam hal tata kelola yang baik, transparansi, dan efektivitas juga dapat tercermin melalui daya saing suatu daerah. Daerah dengan IDSD yang tinggi sering kali diiringi dengan pemerintahan yang profesional dan efisien
Provinsi Jambi berhasil menunjukkan peningkatan dalam Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) yang mengesankan. Ini ditunjukkan dengan peningkatan skor Indeks Daya Saing Daerah dari 2,99 pada 2022 menjadi 3,25 pada 2023, lebih rendah dari tingkat nasional yang memiliki skor rata-rata 3,44. Meski masih sedikit di bawah skor nasional, capaian ini menjadi bukti bahwa Jambi berada di jalur yang tepat untuk memperkuat daya saingnya.
Jambi di Peringkat Enam Nasional dalam IDSD Berkelanjutan
Dalam kategori IDSD Berkelanjutan, Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD), Bersama dengan Terra Komunika, dan Kinara Indonesia membentuk Indeks Daya Saing Daerah Berkelanjutan (IDSDB) untuk mengakselerasi dan meningkatkan daya saing daerah. Provinsi Jambi menempati posisi ke-6 secara nasional dengan skor 59,19. Di posisi teratas, Bali menduduki peringkat pertama, disusul Sulawesi Tengah, Kalimantan Utara, DI Yogyakarta, dan Kalimantan Selatan. Meskipun bersaing ketat dengan provinsi lain, Jambi memiliki potensi besar untuk meningkatkan posisinya melalui langkah-langkah strategis. Khusus pada Indeks Tata Kelola Berkelanjutan, Provinsi Jambi menempati urutan ke-5 (skor 67,96) setelah (1) DI. Yogyakarta; (2) Kalimantan Barat; (3) Bali; (4) Kep. Bangka Belitung
Strategi Utama Meningkatkan Daya Saing Jambi
Agar pertumbuhan ekonomi Jambi semakin berkelanjutan, beberapa rekomendasi penting disarankan:
- Meningkatkan Produktivitas Ekonomi: Mengembangkan sektor berbasis pertanian, perdagangan, industri, dan pariwisata akan memperkuat daya saing lokal. Dengan fokus pada sektor-sektor ini, Jambi dapat meningkatkan output ekonomi sekaligus memperluas peluang kerja.
- Memaksimalkan Investasi Jangka Pendek: Pengaruh investasi di bidang pertanian, infrastruktur, dan kelembagaan akan terasa lebih cepat dan mendorong pertumbuhan yang solid. Peningkatan infrastruktur misalnya, dapat memberikan dampak langsung terhadap aksesibilitas dan efisiensi distribusi hasil pertanian.
- Modernisasi dan Perluasan Pertanian: Mengutamakan pertanian sebagai sektor andalan perlu diprioritaskan. Transformasi pertanian ini diharapkan membawa perubahan struktural yang berdampak signifikan dalam jangka panjang.
Empat Daerah Prioritas untuk Peningkatan IDSD
Saat ini, beberapa daerah di Provinsi Jambi memiliki skor IDSD yang masih rendah dan berdampak pada keseluruhan capaian IDSD Provinsi Jambi, antara lain:
- Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan skor 2,83
- Kabupaten Tebo dengan skor 2,77
- Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan skor 2,71
- Kota Sungai Penuh (data belum tersedia, dengan skor 0)
Daerah-daerah ini memerlukan perhatian khusus dalam perbaikan daya saing agar keseluruhan provinsi dapat mencapai skor yang lebih baik.
Memperkokoh Empat Pilar Utama
Untuk memastikan keberlanjutan dan peningkatan daya saing, dari 12 pilar IDSD Provinsi Jambi perlu memperkuat empat pilar penting berikut ini:
- Pilar 2 – Infrastruktur: Peningkatan infrastruktur jalan, jembatan, dan fasilitas publik lainnya akan mempermudah aktivitas ekonomi.
- Pilar 7 – Pasar Produk: Akses pasar yang lebih luas dan peningkatan kualitas produk akan mendukung daya saing lokal.
- Pilar 9 – Sistem Keuangan: Ketersediaan layanan keuangan yang mudah diakses akan membantu masyarakat dalam mengembangkan usaha.
- Pilar 12 – Kapasitas Inovasi: Inovasi di berbagai sektor, termasuk sektor agribisnis dan pariwisata, akan menjadi motor utama untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Dengan fokus pada produktivitas, investasi, modernisasi, dan penguatan empat pilar utama, Provinsi Jambi memiliki peluang besar untuk meningkatkan daya saingnya di tingkat nasional.
Fokus Utama
Khusus pda bidang infrastruktur, prioritas utama perlu diberikan pada infstruktur Pelabuhan.. Dewasa ini Pelabuhan Talang Duku (TD) di Jambi menghadapi tantangan besar dalam menopang kebutuhan logistik daerah. Saat ini, pelabuhan ini hanya mampu menangani 45,24% dari total produksi komoditas Provinsi Jambi, sedangkan 54,76% sisanya harus melalui pelabuhan di luar Jambi.
Selain keterbatasan kapasitas, biaya logistik di Pelabuhan TD juga jauh lebih mahal dibandingkan pelabuhan lainnya, di luar Jambi. Tarif pelayaran di Pelabuhan TD mencapai 5.900 USD per kontainer, tiga kali lipat lebih mahal dibandingkan biaya Pelabuhan di luar Jambi yang berkisar antara 2.000 hingga 3.000 USD per kontainer. Ditambah lagi, waktu tempuh dari Pelabuhan TD menuju ambang luar mencapai 24 jam, yang memperlambat pengiriman dan meningkatkan biaya tambahan untuk bongkar muat serta bahan bakar.
Selain itu, Perusahaan pelayaran yang melayani kepentingan transportasi laut masih terbatas. saat ini, hanya ada tiga perusahaan pelayaran yang beroperasi di Pelabuhan TD (Advantis Sabang Raya, Pelayaran Sukses Sindo Damai, dan Pulau Laut), sehingga kerap terjadi penumpukan dan penundaan pengiriman barang.
Untuk mengatasi masalah ini, beberapa langkah konkrit telah disiapkan oleh Pemprov Jambi. Dalam jangka pendek, pemerintah didorong untuk mengaktifkan Pelabuhan Muaro Sabak guna memperluas layanan pengangkutan barang dan menambah jumlah perusahaan pelayaran yang beroperasi di Pelabuhan TD.
Selain itu, upaya percepatan pembangunan Jembatan Sungai Rambut dan jalan akses menuju Pelabuhan Ujung Jabung (UJ) diharapkan dapat dimulai tahun depan. Untuk jangka menengah dan panjang, prioritas diarahkan pada percepatan pembangunan Kawasan Ekonomi di Pelabuhan Ujung Jabung, pengembangan kawasan industri, serta hilirisasi komoditas, terutama di sektor pertanian melalui bio-industri dan pengembangan pariwisata.
Penulis adalah Ketua Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi, Perencanaan Bisinis dan Lingkungan (PUI-PT. PEBIAL) Universitas Jambi/ Ekonom Universitas Jambi
Discussion about this post