Bengkulu, Jabungtoday.com – Suasana mediasi terkait pembangunan oprit proyek Box Culvert di kawasan Kebun Tebeng, Kecamatan Ratu Agung, Kota Bengkulu, berlangsung kondusif.
Pertemuan yang digelar di Kantor Lurah Kebun Tebeng itu dihadiri oleh pihak Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bengkulu, pelaksana proyek PT Raja Sakti, perwakilan masyarakat, serta unsur Babinsa dan tokoh lingkungan setempat.
Mediasi dimulai pukul 14.00 WIB hingga 17.30 WIB, membahas teknis pembangunan oprit yang menjadi penghubung antara badan jalan dan jembatan utama.
Oprit tersebut juga berfungsi sebagai akses warga sekitar, termasuk ke rumah dan tempat usaha yang berada di dekat lokasi pembangunan.
Supriadi, perwakilan dari Dinas PU Subkor Jalan dan Jembatan, menjelaskan pentingnya proses mediasi agar pembangunan dapat berjalan lancar tanpa mengganggu aktivitas masyarakat.
Ia menekankan bahwa pembuatan oprit harus melalui kesepakatan bersama dan memperhatikan aspek keselamatan serta kebutuhan warga.
“Kami hadir untuk mencari solusi terbaik. Semua pihak harus memiliki semangat yang sama agar jembatan ini berfungsi dengan baik dan bermanfaat bagi masyarakat dalam jangka panjang,” ujarnya, Senin (13/10/2025).
Tulus, pelaksana dari PT Raja Sakti, menambahkan bahwa pengukuran area pembangunan dilakukan dengan menyesuaikan kebutuhan masyarakat yang terdampak.
“Kami mengikuti keinginan warga agar oprit dibuat sepanjang 10 meter dari as jalan. Ini demi memastikan kendaraan bisa naik dan turun dari jembatan dengan aman,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua RW dan RT setempat menyampaikan bahwa pembangunan Box Culvert di Kebun Tebeng mendapat dukungan warga.
Mereka juga meluruskan isu tentang penumpukan material bangunan di tengah jalan yang sempat menimbulkan keresahan.
“Penumpukan material hanya bersifat sementara dan dibutuhkan saat tahap akhir pengerjaan. Kami berharap warga tidak terprovokasi oleh kabar yang tidak benar,” kata Ketua RW 1, Muhammad Wasil.
Dalam laporan pengawasan, pihak Kodim 0407/Kota Bengkulu dan Babinsa Kebun Tebeng turut memantau jalannya mediasi.
Mereka mengimbau masyarakat agar tidak terpengaruh oleh pihak luar yang berpotensi memprovokasi situasi.
Pendekatan persuasif terus dilakukan agar kegiatan pembangunan berjalan aman dan tertib.
Mediasi ini menghasilkan kesepakatan antara pihak proyek dan warga untuk melanjutkan pembangunan dengan memperhatikan kenyamanan masyarakat.
Kegiatan tersebut menjadi bukti bahwa penyelesaian persoalan di lapangan bisa dilakukan dengan komunikasi terbuka dan koordinasi yang baik antar pihak. (Yl)
Discussion about this post