JT.COM – Ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji 3 kilogram di Provinsi Jambi menjadi perhatian serius. Anggota Komisi XII DPR RI, Syarif Fasha, turun langsung meninjau Terminal BBM (TBBM) Jambi di Kasang, Jumat (5/9/2025), untuk memastikan distribusi energi bagi masyarakat berjalan lancar, terutama pasca-demonstrasi yang sempat terjadi beberapa hari lalu.
Dalam dialog bersama Pertamina, Elnusa Petrofin, dan Hiswana Migas, Fasha menerima laporan bahwa stok BBM di Jambi relatif aman.
Sales Area Manager Pertamina Patra Niaga Jambi, Choirul Anam, menegaskan distribusi ke SPBU maupun Pertashop tetap terjaga. Bahkan, pengiriman dipercepat menjelang aksi unjuk rasa pada 1 September 2025.
“Alhamdulillah, stok BBM terkendali. Kami percepat distribusi agar tidak terjadi kelangkaan,” ujar Choirul.
Namun, permasalahan justru muncul pada aspek teknis: keterbatasan armada mobil tangki (MT) untuk mengangkut BBM. Menurut Field Terminal Manager Jambi, Agung Suhendro, kebutuhan tambahan armada di wilayah Jambi masih berkisar 25–28 unit. Salah satu mobil tangki yang sebelumnya ditinjau Fasha pun hingga kini belum dapat dioperasikan.
“Kami sudah mengusulkan agar ada tambahan dari pusat, namun sambil menunggu, kami berharap dukungan dari mitra seperti Hiswana Migas,” jelas Agung.
Perwakilan Hiswana Migas, Ridwan Pane, menyatakan kesiapan membantu dengan menambah armada. “Kami siap berinvestasi demi kelancaran distribusi, karena ini menyangkut kebutuhan masyarakat banyak,” katanya.
Mendengar langsung kendala tersebut, Fasha berkomitmen mendorong solusi cepat. Ia bahkan langsung menghubungi jajaran direksi Elnusa Petrofin di Jakarta saat dialog berlangsung.
“Saya pastikan persoalan ini segera sampai ke pusat. Kita tidak boleh biarkan distribusi terganggu hanya karena kurang armada,” tegasnya.
Fasha juga menekankan pentingnya keterbukaan. Jika nantinya ada tambahan mobil tangki dari pihak swasta dengan warna atau corak berbeda, maka kendaraan harus diberi tanda jelas bertuliskan BBM Subsidi agar tidak menimbulkan keraguan masyarakat.
Ia menambahkan, armada tambahan tidak harus baru, namun harus layak jalan dan berusia muda agar tidak rawan kerusakan di lapangan. (Us)
Discussion about this post