Oleh : Musri.Nauli
Bayangkan, sebuah negara dengan SDM gemilang, layanan kesehatan merata, dan fasilitas pendidikan mumpuni.
Impian ini bisa menjadi kenyataan jika kita mampu mengelola dana sebesar Rp13 triliun secara bijaksana. Dana ini bukan sekadar angka, melainkan kunci untuk membuka potensi bangsa dan membangun peradaban yang berkelanjutan.
Keputusan strategis mengenai alokasi dana ini akan menentukan hasil pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dan infrastruktur dasar bangsa.
Alokasi yang bijaksana akan menciptakan efek domino positif, memperkuat fondasi negara, sementara keputusan yang kurang tepat dapat menghambat kemajuan dan memperlebar kesenjangan.
Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan berbagai skenario alokasi dana dan dampaknya secara komprehensif.
Skenario Rp13 T
Sebelum menentukan alokasi optimal, penting untuk memahami dampak dari fokus tunggal.
Rp13 Triliun Khusus untuk LPDP: Investasi SDM yang Tidak Seimbang
Salah satu skenario adalah jika seluruh Rp13 triliun dialokasikan untuk beasiswa S2/S3 LPDP (dengan asumsi Rp 500 juta per sarjana), yang akan menghasilkan 26.000 Sarjana Unggul baru dengan kualifikasi global.
Lonjakan cepat SDM berkualitas tinggi yang siap bersaing di kancah internasional tentu menjadi dampak positif yang signifikan.
Namun, kelemahan mendasar dari skenario ini adalah ketidakseimbangan yang diciptakan. Bayangkan ribuan dokter spesialis, insinyur, dan ahli teknologi kembali ke Indonesia, tetapi kekurangan fasilitas modern untuk menerapkan ilmu mereka.
Rumah sakit tanpa peralatan canggih, laboratorium tanpa perlengkapan memadai, dan infrastruktur yang belum siap akan membuat potensi mereka terpendam. Investasi pada SDM tanpa diimbangi dengan infrastruktur yang memadai sama seperti membangun rumah mewah di atas fondasi yang rapuh.
Tidak Boleh Hanya untuk LPDP: Alokasi tunggal untuk LPDP akan menciptakan “otak” yang brilian, tetapi tanpa “tubuh” yang sehat. SDM unggul membutuhkan ekosistem yang mendukung, termasuk fasilitas kesehatan dan pendidikan yang berkualitas.
Tanpa ekosistem yang memadai, SDM yang dihasilkan tidak dapat berkontribusi secara optimal bagi bangsa. Hal ini menggarisbawahi pentingnya alokasi dana yang seimbang.
Rp13 Triliun Khusus untuk Kesehatan: Infrastruktur Tanpa Tenaga Ahli
Skenario lain yang perlu dipertimbangkan adalah jika seluruh Rp13 triliun dialokasikan untuk infrastruktur kesehatan.
Alokasi ini akan menciptakan revolusi layanan medis yang merata, mampu membangun sekitar 20 unit RSU Unggulan/Rujukan Provinsi (Rp 500 Miliar/unit), 30 unit RSU Kabupaten baru (Rp 200 Miliar/unit), melengkapi alat kesehatan berteknologi tinggi, serta merevitalisasi ribuan Puskesmas di seluruh Indonesia.
Pemerataan akses kesehatan dan penurunan angka kematian, yang akan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), adalah dampak positif yang diharapkan.
Namun, fasilitas modern ini mungkin kekurangan SDM berkualitas. Dokter spesialis yang kompeten, perawat terlatih, dan tenaga medis ahli lainnya adalah kunci untuk mengoperasikan fasilitas kesehatan modern. Tanpa SDM yang memadai, investasi besar dalam infrastruktur kesehatan akan menjadi sia-sia.
Rp13 Triliun Penting untuk Kesehatan: Kesehatan adalah fondasi utama pembangunan bangsa. Masyarakat yang sehat akan lebih produktif, inovatif, dan mampu berkontribusi pada kemajuan negara.
Investasi dalam kesehatan adalah investasi jangka panjang yang akan memberikan dampak positif bagi seluruh aspek kehidupan. Namun, investasi ini harus diimbangi dengan investasi pada SDM agar fasilitas kesehatan dapat beroperasi secara efektif dan memberikan pelayanan yang optimal.
Rp13 Triliun Khusus untuk Pendidikan: Fasilitas Tanpa Kualitas.
Alternatif lainnya adalah jika seluruh Rp13 triliun dialokasikan untuk infrastruktur pendidikan. Ini akan menjadi solusi cepat untuk mengatasi masalah fasilitas yang rusak dan tidak memadai.
Dana ini mampu membangun sekitar 300 unit SD/SMP/SMA baru (apabila 20 Miliar/unit), merehabilitasi total ribuan sekolah rusak berat, dan membangun sekitar 70 gedung laboratorium/perpustakaan modern di Perguruan Tinggi Negeri (100 Miliar/gedung).
Penghapusan masalah sekolah rusak dan peningkatan daya saing kampus adalah dampak positif yang diidamkan. Namun, kualitas pengajar dan lulusan mungkin tidak optimal tanpa beasiswa lanjutan.
Gedung sekolah yang megah dan laboratorium yang canggih tidak akan berarti banyak jika tidak diimbangi dengan guru yang berkualitas, kurikulum yang relevan, dan siswa yang termotivasi.
Rp13 Triliun Penting untuk Pendidikan: Pendidikan adalah kunci untuk membuka potensi setiap individu dan membangun masyarakat yang cerdas, kreatif, dan berdaya saing.
Investasi dalam pendidikan adalah investasi masa depan yang akan menentukan arah dan kemajuan bangsa. Namun, investasi ini harus diimbangi dengan peningkatan kualitas pengajar dan kurikulum agar menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap menghadapi tantangan global.
Alokasi tunggal, meski masif, akan menciptakan ketimpangan di sektor lain. Untuk menciptakan ekosistem SDM unggul yang berkelanjutan, kombinasi tiga pilar adalah strategi paling optimal.
Dana Rp13 triliun harus dibagi secara proporsional untuk menciptakan sinergi yang kuat antara SDM, kesehatan, dan pendidikan. Investasi yang seimbang akan memastikan bahwa:
1. SDM yang dihasilkan oleh LPDP memiliki fasilitas kesehatan dan pendidikan yang memadai untuk berkontribusi secara maksimal.
2. Infrastruktur kesehatan yang modern dioperasikan oleh tenaga medis yang kompeten dan didukung oleh masyarakat yang sehat dan terdidik.
3. Fasilitas pendidikan yang berkualitas menghasilkan lulusan yang siap bersaing di pasar kerja global dan mampu menciptakan inovasi untuk kemajuan bangsa.
Oleh karena itu, alokasi Rp13 triliun dibagi menjadi tiga sektor, masing-masing membawa dampak sinergis yang kuat:
– LPDP: Rp4 Triliun Menghasilkan 8.000 sarjana Unggul baru yang fokus pada bidang strategis, menciptakan SDM unggul dan mendorong inovasi.
– Kesehatan: Rp4,5 Triliun Mampu membangun sekitar 9 RSU Unggulan dan 12-13 RSU Kabupaten baru/revitalisasi, serta memperkuat ribuan Puskesmas, meningkatkan akses dan kualitas medis dan IPM.
– Pendidikan: Rp4,5 trilyun Mampu membangun sekitar 225 Sekolah baru dan merehabilitasi total ribuan sekolah rusak serta membangun 45 Gedung Kampus modern, mengurangi sekolah rusak dan meningkatkan daya saing kampus.
Pilihan alokasi seimbang ini memastikan bahwa ahli-ahli yang dihasilkan oleh LPDP dapat langsung berkarya di fasilitas kerja (RSU dan Kampus) yang modern dan memadai. Ini adalah pembangunan yang holistik dan berkelanjutan.
Keseimbangan alokasi ini menciptakan “Tiga Kaki Penopang Bangsa” yang kuat: Kualitas SDM, Akses Kesehatan, dan Infrastruktur Pendidikan. Investasi pada manusia ini merupakan modal abadi yang paling menguntungkan.
Alangkah sebaiknya 13 triliun diberikan secara merata dan strategis kepada LPDP, Kesehatan, dan Pendidikan, demi menciptakan ekosistem SDM unggul yang ditopang oleh fasilitas kerja yang modern dan merata di seluruh Indonesia.
Penulis adalah Advokat Tinggal di Jambi














Discussion about this post