JT.COM – Kota Jambi menghadapi persoalan serius terkait sampah. Setiap harinya, timbulan sampah mencapai sekitar 430 ton, dengan rata-rata 0,7 kilogram per orang.
Pemerintah Kota Jambi menilai persoalan ini tidak bisa hanya diselesaikan dengan layanan kebersihan, tetapi harus melibatkan perubahan perilaku masyarakat.
Wali Kota Jambi, Maulana menegaskan, selama ini banyak warga masih menganggap cukup membuang sampah keluar rumah tanpa memikirkan dampaknya.
“Pola pikir ini harus diubah. Tidak boleh lagi ada yang buang sampah sembarangan. Semua pihak, dari rumah tangga sampai RT, harus ikut bertanggung jawab,” ujar Maulana.
Sebagai bagian dari upaya penanganan, Pemkot meluncurkan program “Kampung Bahagia”. Program ini melibatkan 67 RT dengan dukungan dana Rp100 juta per RT, sehingga total anggaran awal mencapai Rp6,7 miliar.
“Tahun depan targetnya 1.650 RT dengan total anggaran Rp165 miliar. Ini bukan sekadar proyek, tapi upaya membangun budaya gotong royong di tingkat komunitas,” tambahnya.
Selain itu, pemerintah juga menekankan pentingnya kedisiplinan warga untuk mematuhi aturan jam buang sampah yang telah ditetapkan, yakni pukul 18.00 hingga 06.00 WIB.
Tak hanya fokus pada sampah, Pemkot Jambi juga menyiapkan solusi jangka panjang melalui pembangunan danau buatan seluas 9,1 hektare.
Proyek ini diharapkan mampu menampung aliran air hujan dan menurunkan risiko banjir hingga 60 persen, sekaligus berfungsi sebagai ruang terbuka hijau dan destinasi wisata baru.
“Insyaallah tahun depan danau seluas 9,1 hektare akan dibangun. Ini tidak hanya mengurangi banjir, tapi juga memberi manfaat ganda untuk warga,” kata Wali Kota.
Ia menekankan, seluruh program kebersihan dan pembangunan hanya akan berhasil jika masyarakat aktif terlibat.
“Kalau kita merasa memiliki kota ini, maka kita harus bekerja bersama. Jambi harus jadi kota yang bersih, sehat, dan ekonominya tumbuh,” tuturnya. (US)
Discussion about this post