JT.COM – Langit mendung, angin mulai menguat, dan gelombang kecil mulai menggoyang permukaan laut Kuala Lagan, Rabu (28/5) siang. Namun, bagi Nasrullah (31) dan Yudi Hidayatullah (23), dua nelayan muda dari Kampung Laut, cuaca belum cukup jadi alasan untuk menghentikan pencarian kerang sumber penghidupan mereka.
Sayangnya, nasib berkata lain. Sekitar pukul 11.40 WIB, sambaran petir memecah langit dan menghantam area tempat mereka berdiri. Keduanya tewas seketika, menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan warga Kampung Laut.
Peristiwa itu terjadi begitu cepat. Rombongan nelayan yang baru saja hendak kembali ke pompong, dikejutkan dengan kilatan cahaya dan suara ledakan dari langit. Tiga rekan mereka, yakni Rizky (22), Roby Ardiansyah (21), dan Nirwan (17), ikut terkena dampaknya.
Ketiganya mengalami luka ringan dan sempat dirawat di Puskesmas Kampung Laut.
Nirwan, yang mengalami luka bakar di leher, masih menjalani perawatan intensif. Sementara Rizky dan Roby telah dipulangkan.
Kabar duka ini menyebar cepat. Rumah duka di RT 03 RW 01 Kampung Laut segera dipenuhi pelayat. Isak tangis keluarga dan warga menjadi saksi betapa kerasnya risiko hidup sebagai nelayan di kawasan pesisir timur Jambi.
Pihak keluarga memutuskan untuk tidak melakukan otopsi dan akan memakamkan jenazah pada keesokan harinya.
“Ini musibah. Kami ikhlas,” ujar salah satu anggota keluarga korban kepada media ini melalui sambungan telepon, Rabu (28/05/2025).
Camat Kuala Jambi, Hermawan, saat dikonfirmasi menyampaikan turutber bela sungkawa dan mengimbau masyarakat pesisir lebih waspada terhadap perubahan cuaca ekstrem.
“Kami mengingatkan para nelayan untuk selalu mengecek prakiraan cuaca sebelum melaut. Keselamatan adalah yang utama,” ujarnya.
Kuala Jambi memang bukan wilayah asing bagi fenomena cuaca ekstrem. Kombinasi antara badai, angin kencang, dan petir seringkali muncul tiba-tiba, menempatkan para nelayan dalam risiko tinggi setiap kali mereka mencari nafkah di laut. (Us)
Discussion about this post