JT.COM – Polda Jambi terus berinovasi dalam mendukung program pemerintah untuk meningkatkan gizi anak-anak sekolah di seluruh Indonesia.
Melalui program Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang digagas Presiden RI Prabowo Subianto, Polda Jambi menargetkan pembangunan 30 unit SPPG di seluruh kabupaten/kota, dengan satu unit SPPG Polda Jambi yang saat ini telah beroperasi penuh.
Program SPPG menjadi bentuk nyata peran Polri dalam pelayanan sosial yang menyentuh kebutuhan dasar masyarakat, terutama anak-anak sekolah, ibu hamil, dan ibu menyusui. Dengan sistem pengolahan pangan yang higienis dan berbasis teknologi, program ini diharapkan menjadi model nasional pemenuhan gizi masyarakat.
“Kami sedang membangun 20 SPPG baru di wilayah Jambi. Saat ini satu unit SPPG Polda Jambi sudah beroperasi penuh,” kata Irwasda Polda Jambi Kombes Pol Jannus P. Siregar, yang juga menjabat sebagai Kepala Satgas Program MBG Polda Jambi, Jumat (1/11/2025).
Bangunan SPPG dirancang sesuai petunjuk teknis Badan Gizi Nasional (BGN) dengan standar kesehatan dan sanitasi ketat. Dapur SPPG memiliki sistem alur satu arah antara bahan mentah dan makanan siap saji untuk mencegah kontaminasi silang.
Dengan luas sekitar 15 x 25 meter, fasilitas ini dilengkapi ruang produksi makanan, kantor administrasi, ruang ahli gizi, ruang akuntansi, serta kantor pengelola Yayasan Bhayangkari.
“SPPG bukan sekadar dapur umum, tetapi fasilitas produksi pangan sehat yang memenuhi standar halal, higienitas, dan sanitasi. Setiap bahan makanan disterilisasi dan disimpan dengan sistem pendingin agar tetap aman,” ujar Jannus.
Pengelolaan SPPG dilakukan secara profesional oleh Kepala SPPG (Ka SPPG) dibantu ahli gizi, staf administrasi, dan relawan masyarakat. Para relawan terlebih dahulu menjalani pelatihan dan sertifikasi higienitas serta sanitasi pangan.
“Relawan kami berasal dari masyarakat sekitar dan pelaku UMKM lokal. Mereka kami latih agar memahami standar produksi makanan sehat dan higienis. Ini juga bentuk pemberdayaan ekonomi lokal,” jelasnya.
Seluruh bahan makanan diolah melalui tahapan penyortiran, pencucian, dan penyimpanan dalam ruang pendingin. Setelah dimasak, makanan didinginkan terlebih dahulu sebelum dikemas dalam wadah steril dan dikirim menggunakan kendaraan khusus.
Durasi maksimal pengiriman hanya enam jam setelah produksi selesai untuk menjaga kandungan gizi dan mencegah kerusakan. Selain itu, dilakukan uji keamanan pangan harian dengan metode kimia dan reagen manual untuk mendeteksi bahan berbahaya seperti formalin, boraks, dan nitrit.
SPPG Polda Jambi saat ini melayani 20 sekolah penerima manfaat dengan total 3.640 anak. Menu makanan disusun oleh ahli gizi berdasarkan kebutuhan kalori tiap jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA dengan kombinasi nasi, lauk ayam atau ikan, sayur, susu, serta buah segar.
“Selain pemberian makanan bergizi, kami juga mengajarkan anak-anak etika makan (table manner) seperti berdoa sebelum makan, menggunakan sendok, dan menjaga kebersihan,” ujar Jannus.
Program ini juga menerapkan prinsip zero waste. Sisa makanan dikumpulkan kembali dan dimanfaatkan masyarakat sekitar sebagai pakan ternak. Seluruh kemasan dikembalikan ke SPPG untuk didaur ulang.
“Tidak ada sampah yang dibuang di sekolah. Semua limbah kami olah kembali agar tidak mencemari lingkungan,” tutur Jannus.
Untuk memastikan standar gizi dan keamanan pangan, SPPG berkolaborasi dengan BKKBN, BPOM, dan Dinas Kesehatan. Selain itu, SPPG menerapkan sistem pelaporan digital melalui grup kepala sekolah untuk menerima umpan balik dan saran.
“Kami terbuka terhadap kritik dan masukan dari sekolah penerima manfaat. Tujuannya agar program sosial berbasis gizi ini benar-benar dirasakan masyarakat,” pungkas Kombes Pol Jannus P. Siregar. (Nhr)














Discussion about this post