JT.COM – Sekolah Rakyat Kota Jambi saat ini tengah menjalani Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) atau tahap adaptasi bagi para peserta didik baru. Kegiatan ini menjadi proses awal sebelum siswa memasuki pembelajaran penuh.
Kepala Dinas Sosial Kota Jambi, Yunita Indrawati, mengatakan tidak semua anak siap beradaptasi dengan kehidupan di asrama yang menerapkan aturan ketat dan disiplin tinggi. Dari target 99 siswa, sempat ada tiga anak yang mengundurkan diri di awal masa MPLS.
“Kemarin ada tiga anak yang mengundurkan diri, tetapi langsung kami ganti. Rata-rata mereka tidak siap hidup di asrama dengan segala aturan dan kedisiplinannya,” ujar Yunita, Rabu (13/8/2025).
Yunita menambahkan, ada satu anak yang merasa kecewa karena sebelumnya dijanjikan akan diberikan telepon genggam jika mau ikut, namun janji tersebut tidak terpenuhi. Dugaan itu mengarah pada harapan yang muncul dari pihak orang tua.
“Namun yang lebih dominan sebenarnya adalah ketidaksiapan anak-anak untuk masuk dalam lingkungan yang baru dan tertib seperti asrama,” jelasnya.
Menurut Yunita, MPLS di Sekolah Rakyat berlangsung lebih lama dibandingkan sekolah reguler. Hal ini karena pendekatan psikososial dan pembentukan rasa aman menjadi prioritas sebelum memasuki proses belajar secara penuh.
“Anak-anak ini harus merasa nyaman dulu. Sekarang sudah mulai masuk ke proses belajar, meskipun pelan-pelan,” ujarnya.
Selain itu, sekolah sempat mengalami kekurangan tenaga pengajar untuk mata pelajaran Bahasa Inggris setelah guru sebelumnya mengundurkan diri karena jarak tempat tinggal. Kekosongan itu kini diisi oleh kepala sekolah yang memiliki latar belakang sebagai guru Bahasa Inggris.
Saat ini, Sekolah Rakyat Kota Jambi memiliki enam tenaga pengajar dan menggunakan dua ruang kelas untuk menampung 99 siswa yang dibagi ke dalam dua kelompok besar. (Yol)
Discussion about this post